Ulos Mangiring, ulos ini selali memiliki motif dan corak yang saling iring-beriring. Dilambangkan sebagai kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya. Dengan diberikan ulos itu atas doa dan permohonan kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan.
Bagi orang Batak, banyak anak artinya banyak rezeki. “Anakhonki do Hamoraon di au”, karena anak-anak itulah harta kekayaan yang paling berharga, inilah doa orang Batak yang selalu dipanjatkan orangtua kepada anak-anaknya yang sudah berumah tangga.
Kain ulos mangiring ini diperuntukkan sebagai kain gendongan/menggendong anak bayi. Kain ulos mangiring (parompa) ini menurut adat Batak Toba di berikan oleh kakek/nenek dari pihak perempuan kepada anak perempuannya setelah melahirkan anak pertama. Namun saat ini, adat seperti ini cukup dilaksanakan kepada keluarga orangtua yang melahirkan anak pertama saja.
Konon dipercaya dapat memberikan keselamatan dari pengaruh hal-hal buruk serta memberikan kesehatan kepada anak dan ibunya. Tradisi pemberian Ulos Mangiring (Parompa) ini dapat diaplikasikan kepada keluarga ataupun teman dekat sebagai hadiah atas kelahiran dari keluarga yang kita cintai.



Ulos Mangiring asli berasal dari tenun Tarutung yang didominasi banyak warna diantaranya biru, hijau, kuning, merah, dan benang emas. Warna dasar yang banyak di tenun diantaranya hitam dan merah.
Pemakaian Ulos Mangiring ini biasanya digunakan sebagai ikat kepala oleh pria dan penutup kepala atau kerudung untuk wanita sebelum mereka memiliki anak pertama ataupun ulos ini dipakai jika anak-anaknya sudah tumbuh dewasa.
The post Ulos Mangiring, Ini Doa & Maknanya appeared first on Gobatak.